Pages

Sabtu, 07 Desember 2013

My drama


ORANG KAYO HITAM

 

Di sutradai oleh                              : Fajar Indayani

 

Nama pemain                                  :

1.     Adn atiningrum                  : Anak kedua, patih, makhlul gaib, property air

 

2.     Ahmad rizal setyo N          : Datuk paduko berhalo, Raja mataram, warga

 

3.     Eka ratindra                         : Orang kayo hitam

 

4.     Fadhillah zikroyati             : Putri selaras pinang masak, warga, dayang

 

5.     Fajar indayani                     : Istri Rangkayo pingai, pegawai kerajaan

 

6.     Lilis okvita sari                     : Rangkayo pingai, makhluk gaib, property air

 

7.     Nelly pebriani                      : Anak pertama, Ratu mayang mangurai

 

8.     Wiwit lestari                                    : Istri anak kedua, pegawai kerajaan

 

9.     Yuliani putri                         : Istri anak pertama, warga, dayang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                        “ORANG KAYO HITAM”

 

Tuanku Ahmad Salim dari Gujarat berlagu di selat Berhalo. Kemudian Ahmad Salim mendirikan pimpinan belanda yang dipimpinnya berdasarkan ajaran islam. Beliau bergelar ‘Datuk Paduko Berhalo’. Istrinya adalah seorang putri minangkabau yang bernama ‘Putri Selaras Pinang Masak’. Mereka dikaruniai 4 orang anak. 3 diantaranya, telah pun menjadi datuk di wilayah sekitar kuala. Hanya sibungsu yang bernama ‘Orang Kayo Hitam’. Orang kayo hitam lebih memilih memperluas kekuasaan ayahnya sampai kepedalaman.

 

Putri Selaras Pinang Masak          : “ Kakanda.. kakanda…?” (memanggil suaminya, si Datuk Berhalo”.

Datuk Berhalo                                : “ Ada apa gerangan adinda? Wajahmu terlihat murung.”

Putri Selaras Pinang Masak          : “ Aku hanya sedikit khawatir. Aku ingin mengumpulkan semua anak-anak kita.”

Datuk Berhalo                                : “Baiklah akan kupanggilkan mereka semua. Anakku yang pertama, masuklah!”

Anak pertama pun datang..

 

Datuk Berhalo                                : “ Wahai anakku yang pertama.. sekarang hidupmu telah bahagia, kau sudah menjadi datuk, dan terima kasih engkau telah memberikanku keturunan yang sangat manis..”

Anak pertama                                 : “ Terima kasih ayahanda..”

Datuk Berhalo                                : “ Anakku yang kedua..! Masuk lah!”

Anak ke dua pun datang..

Datuk Berhalo                                : “ Wahai anakku yang ke dua, kulihat hidupmu sekarang bahagia, kau telah menjadi datuk, dank au mempunyai keturunan yang sangat lucu..”

Anak ke dua                                    : “ Terima kasih ayahanda..”

Datuk Berhalo                                : “ Anakku yang ke tiga..! Masuklah!”

Anak ke tiga pun datang..

Datuk Berhalo                                : “ Wahai anakku yang ke tiga, kulihat hidupmu sekarang bahagia, kau telah menjadi datuk, dan kau sudah memberiku keturunan..”

Anak ke tiga                                    : “ Terima kasih ayahanda..”

 

Datuk Berhalo                                : “ Anakku yang ke empat! Masuklah!”

 

Anak ke empat pun datang dengan memperlihatkan kemahirannya dalam ilmu pencak silat. Dia adalah Orang Kayo Hitam. Seorang lelaki yang gagah berani, kuat, dan sakti. 

           

Datuk Berhalo                                : “ Wahai anakku yang ke empat, Orang Kayo Hitam.. Akan sempurna keluarga ini jika kamu menjadi datuk, segeralah mencari pendamping hidupmu, dan memberikanku keturunan, seperti kakak-kakakmu..”

Orang Kayo Hitam                         : “ Ayahanda.. Saya belum mau menikah, memperluas kerajaan ayahanda lebih berharga bagi saya. Daripada menjadi datuk atau memiliki”

Putri Selaras Pinang masak          : “ Wahai anakku Orang Kayo Hitam.. janganlah berpikir begitu, memang.. memperluas kerajaan ayahandamu memanglah penting, tetapi pendamping hidupmu itu jugalah penting anakku..”

Orang Kayo Hitam                         : “ Baiklah ibunda.. Tetapi, mencari istri itu tidaklah secepat dan semudah itu..”

Putri Selaras Pinang masak          : “ Baiklah, ibunda mengerti”

 

Kemudian masing-masing pergi dan yang tertinggal hanya Rangkayo Pingai dan Orang Kayo Hitam. Mereka akan membicarakan tentang kerajaan mereka.

 

Orang Kayo Hitam                         : “ Wahai kakakku Rangkayo Pingai, apakah kerajaan ini akan selalu berada di bawah kerajaan Mataram? Bukankah kerajaan kita bisa berdiri sendiri tanpa kerajaan licik itu?”

Rangkayo Pingai                            : “ Wahai adikku, sesungguhnya aku juga sangat tidak menginginkan itu semua. Tapi.. harus bagaimana lagi? Segala kekuasaan ada di tangan Kerajaan Mataram, jika kita tidak memberikan upeti, mereka akan bertindak sewenang-wenang pada rakyat kita.”

Orang Kayo  Hitam                        : “ Tidak usah khawatir kakakku, aku akan menaklukkan kerajaan Mataram itu dengan tanganku sendiri. Kesabaranku sudah habis, aku tidak akan membiarkan lagi, kerajaan kita memberikan upeti untuk merka. Sekarang mulut mereka masih bisa terbahak-bahak, tapi nanti akan ku buat mulut mereka  diam dan tidak dapat berkata lagi. Mereka akan tunduk pada kita.”

Rangkayo Pingai                            : “ Wahai adikku, aku serahkan semua padamu, semoga kau berhasil. Doaku menyertaimu.”

 

Ketika mereka sedang membicarakan perihal kerajaan mereka, istri Rangkayo Pingai yang tengah mengandung tiba-tiba mengerang kesakitan, dia meronta-ronta karena merasakan bahwa jabang bayinya akan segera lahir.

 

Di Kerajaan Mataram…

(Raja mataram sedang bersantai di temani selir-selirnya)

 

Raja Mataram                                    : “ Huuft.. aku sangat lelah.. Dayang! Kipasi aku! Hei dayang! Mengapa kalian sangan lemot! Aku sangat gerah! Lebih cepatlah sedikit!”

Para dayang pun mengipasi Rajanya dengan sekuat tenaga.

Raja Mataram                                 : “ Hei dayang! Aku ini ingin kesejukan! Bukan angina topan! Kamu itu! Berikan aku makanan!”

Sesaat kemudian patih nya pun datang dengan tergesa-gesa..

Raja Mataram                                 : “ hey-hey-hey! Ada apa lagi ini! Kurang gaji kalian! Kalian itu malah kurang ajar! Ada apa patih!”

Patih                                                : “ Ampun baginda Raja.. begini, ada seseorang yang telah menggagalkan pengiriman upeti kerajaan si Rangkayo Pingai dari jambi!”

Raja Mataram                                 : “ Apaa! Kenapa bisa begitu! Bodoh kalian! Kenapa bisa jebol pertahanan kita!”

Patih                                                : “ Begini raja, orang itu sangat sakti, namanya Orang Kayo Hitam, dia adalah adik dari Rangkayo Pingai.”

 

Orang Kayo Hitam berhasil menggagalkan pengiriman upeti untuk kerajaan Mataram dengan kesaktiannya. Raja Mataram pun murka mendengar berita yang disampaikan oleh sang patih. Raja mataram bermaksud untuk perang dengan Orang kayo hitam. Tanpa sepengetahuannya, Orang kayo hitam mengendap-endap masuk kedalam istananya dan mendengar pembicaraan Raja Mataram  dengan patih yang akan melawannya dengan keris sakti yang bernama keris siginjai.

 

Raja Mataram                                 : “ kalau begitu, cepat ambikan aku keris siginjai di museum! Cepat!”

Patih                                                : “ Baik raja.”

 

Tak lama kemudian patih kembali..

Patih                                                : “ Ini raja..” (memberikan keris itu pada rajanya)

 

Belum sempat terambil raja Mataram, Orang kayo hitam dengan sigap menendang keris itu dan terlempar.

 

Raja mataram                                 : “ Hey siapa kau! Berani-beraninya kau masuk dalam istanaku tanpa izin!”

Orang kayo hitam                          : “ Aku adaah Orang kayo hitam!”

Raja mataram                                 : “ Jadi kau yang bernama Orang kayo hitam! Aku sama sekali tidak takut denganmu!”

Orang kayo hitam                          : “ aku tidak akan pernah diam, bila kerajaan ku selalu kau injak! Selalu dibawah kerajaan licik seperti mu! ”

Raja mataram                                 : “ Jika kau menginginkan hal itu, langkahi dulu mayatku!”

 

Lalu, terjadilah perkelahian diantara mereka. Tak lama kemudian, peperangan itu dimenangkan oleh Orang kayo hitam. Raja mataram terbunuh oleh kerisnya sendiri lewat tang Orang kayo hitam. Dan keris itu kini menjadi milik sepenuhnya Orang kayo hitam. Barang siapa yang memiliki keris siginjai itu, maka kesakitiannya tidak tertandingi di seluruh penjuru negeri. Dan ia pun bermaksud untuk pulang membawa kemenangan.

 

Di perjalanannya, ia berhenti di sebuah kampung. Ia menemukan sehelai rambut. rambut itu panjang  dan tebal, hitam lagi harum, menandakan pemiliknya adalah seorang wanita yang cantik jelita.  Orang Kayo Hitam bermaksik ingin mencari tau siapa pemilik rambut tersebut, dan akan menjadikannya sebagai istri.

 

Orang Kayo Hitam                             : “ Rambut ini harum dan haluuus sekali. Siapakah gerangan pemilik rambut ini? Aah pujaan hatiku.”

 

Orang Kayo Hitam                             : “Permisi.. Maaf saya menggangu, saya ingin menanyakan siapa gerangan pemilik rambut nan panjang lagi harum ini?”

Warga 1                                             : “ Maaf.. anda siapa? Sepertinya wajah saudara sangat asing.”

Orang Kayo Hitam                             : “ Emm.. saya disini hanya singgah sebentar, kebetulan saya menemukan rambut ini, jadi saya bermaksud untuk mencari tahu..”

Warga 2                                             : “ Ini rambut ratu kami, namanya ratu Mayang Mangurai.”

Warga 3                                             : “ Benar. Dia sangat cantik, rambutnya panjang, ia ratu yang baik, adil, dan bijaksana.”

Orang Kayo Hitam                             : “ Jika diizinkan, boleh saya tahu letak kerjaan ratu kalian?”

Warga 1                                             : “ Boleh..”

 

Belum sempat warga itu menjelaskan, ada dua orang putri pegawai kerajaan datang menghampiri. Kedua putri itu terkenal dengan sifatnya yang jahil, sombong, dan licik.

 

Putri 1                                                            : “ Ada apa ini? Siapa engkau wahai pemuda?”

Orang Kayo Hitam                             : “ Saya.. nama saya Orang Kayo Hitam, saya hanya singgah di kampung ini, dan saya ingin mencari pemilik rambut ini..( memperlihatkan rambut itu pada kedua putri tersebut.)

Putri 2                                                : “ Itu kan rambut ratu Mayang Mangurai, kenapa engkau mencarinya?”

Putri 1                                                : “ Hey lihatlah pemuda ini cukup manis dan tampan.. sepertinya aku menyukainya..”

Putri 2                                                : “ Kamu itu jangan sembarangan! Mana tau dia teroris.”

Putri 1                                                : “ Mana ada teroris setampan ini, yaa walau sedikit hitam..”

Orang Kayo Hitam                             : “ Maaf.. dapatkah kalian menunjukkan saya letak istana ratu kalian..?”

Putri 2                                                : “ Oh dapat. Mari kami antarkan..”

 

            Suatu pagi ratu Mayang Mangurai sedang melihat-lihat keadaan dan lingkungan rakyatnya..

 

Ratu Mayang Mangurai                    : “ Wahai rakyat-rakyat ku.. aku ingin mengucapkan terima kasih, pada kalian yang setia menemaniku dan menjaga ketentraman Tanah Temenggung Merah Mato ini dengan amat baik..”

Warga 1                                             : “ Wahai ratuku.. sudah sepantasnya kami seperti ini. Semua ini berkat sanga ratu yang sangat bijaksana mempin kami. Namun yang mulia, apa tidak sebaiknya yang mulia mencari pasangan hidup?”

Di tengah perbincangan antara Ratu Mayang Mangurai dan rajyatnya, Orang kayo hitam pun datang..

Orang Kayo Hitam                             : “ Akhirnya ku menemukanmu.. salam.. hai putri nan cantik jelita.. Aku telah lama mencari pasangan hidup. Dan aku menemukan helaian rambutmu yang indah dan halus ini. Wahai ratu Mayang Mangurai, aku adalah Orang Kayo Hitam. Maukah engkau menikah denganku?”

Ratu Mayang Mangurai                    : “ wahai Orang Kayo Hitam, aku tidak bisa begitu saja menerima pinanganmu, aku mempunyai syarat, yaitu pergilah ke pulau jawa dan berikan aku bunga mangurai dari pulau itu. Dan kau harus mampu menghadapi rintangan disana.”

Orang Kayo Hitam                             : “ baik, aku akan pergi mencari bunga itu.”

 

                 Orang Kayo Hitam pun pergi mencari bunga yang di maksud oleh sang ratu Mayang Mangurai. Dengan berbagai rintangan, akhirnya ia pun mendapatkannya dan pergi menemui Ratu Mayang Mangurai.

 

Orang Kayo Hitam                              : “ Wahai ratu Mayang Mangurai, kupersembahkan ini untukmu.” (memberikan bunga itu kepada ratu Mayang Mangurai)

Ratu Mayang Mangurai                      : “ Ternyata kau berhasil wahai Orang Kayo Hitam. Engkau memang benar-benar gigih. Sesuai janjiku.. aku mau menikah dengan mu.”

 

Orang Kayo Hitam pun menikah dengan Ratu Mayang Mangurai. Orang Kayo Hitam membawa istrinya itu menemui ayahanda dan ibundanya.                                   

Sesampainya disana..

 

Orang Kayo Hitam                              : “ Ayahanda.. ibunda.. aku datang kemari membawa pendamping hidupku. Namanya Mayang Mangurai..”

Putri Selaras Pinang Masak               : “ Akhirnya.. apa yang ibunda doakan dan ibunda inginkan terkabulkan, semoga engkau bahagia wahai anakku Orang Kayo Hitam.”

Datuk Berhalo                                     : “ sekarang engkau sudah menjadi datuk, dan ayahandamu ini akan memberikan hadiah sebuah perahu dan 2 ekor angsa ini.”

Orang Kayo Hitam                              : “Terima kasih ayahanda..”

Ratu Mayang Mangurai                      : “Terima kasih ayahanda..”

Datuk Berhalo                                     : “ Wahai anakku yang ke-empat orang kayo hitam, aku lihat hidupmu sudah bahagia, kau sudah mendapatkan pendamping hidupmu. Aku mempunyai hadiah untuk kau dan istrimu. Ini, kuberikan sampan dan 2 ekor angsa. Pergilah berlayar dan ditemani 2 ekor angsa tersebut. Berlayarlah ke wilayah sungai batang hari. Dan apabila 2 ekor angsa tersebut berhenti di suatu wilayah hingga 2 hari, maka tempat itulah kalian akan tinggal.

Orang Kayo Hitam                              : “ Baik ayahanda.. terima kasih. Aku bersama istriku akan pergi sekarang..”

 

Setelah menyusuri sungai batang hari kedua angasa tersebut berhenti dan menginap. Maka disitulah sepasang pengantin itu hidup dan beranak pinak. Orang kayo hitam melihat di sekitar sungai batanghari itu banyak sekali ditumbuhi pohon pinang. Oleh karena itu, orang kayo hitam menamai daerah itu dengan nama jambe. Dalam bahasa jawa pinang disebut jambe. Orang kayo hitam mendirikan kerajaan yang secara turun temurun di kerajaan jambi dikuasai oleh anak-anak orang kayo hitam. Seluruh rakyat dalam kepemimpinannnya hidup bahagia.

0 komentar:

Posting Komentar